Rabu, 01 Maret 2017

ANANTOMI DAN FISIOLOGI TELINGA; MEMBRANE TIMPANI DAN SISTEM OSIKULAR, KOKLEA

Tugas      :  Individu (Sistem Persepsi Sensori)
Dosen     :  Mimi Yati, S.Kep., Ns., M.Kes

ANANTOMI DAN FISIOLOGI TELINGA;
MEMBRANE TIMPANI DAN SISTEM OSIKULAR
KOKLEA


Oleh :
NAMA         : MUSTAMIN HIDAYATULLAH       
N I M            : P201401195
KELAS        : N5 KEPERAWATAN



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
(STIKES-MW) KENDARI
2016



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Tuhan yang Mah Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen Mimi Yati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen mata kuliah Sistem Persepsi Sensori yang telah memberikan tema yang kami dapatkan.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alakum Wr. Wb.
Kendari,   3 Maret 2017


Penyusun 



DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ……………..................……..………………………………………………………  
KATA PENGANTAR …………………..…………………………………………..................…...…..  
DAFTAR ISI ………………………………..…………………………..………..................…..……..  
BAB   I   PENDAHULUAN
           A.    Latar Belakang ………........……………..………………………………................................  
           B.    Rumusan Masalah ………...............……………………..………………………….................
C.        Tujuan Penulisan …………………………………..……………………...........................………..…  

BAB   II   PEMBAHASAN
A.    Anatomi Fisiologi Telinga …...……………………….………………...................……..………
B.    Anatomi Fisiologi Membrane Timpani dan Sistem Osikular, Koklea………………………………
C.     Peran Sel Kerucut Dan Sel Batang Dalam Adaptasi Gelap Dan Terang …...................…...……

BAB   III   PENUTUP
         A.    Kesimpulan ………………………......................…………………………………………….....  
         B.     Saran …………………………………………….....................………………………………… 

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera. Berikut akan dijelaskan dari salah satu panca indera manusia yaitu telinga.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana Anatomi Fisiologi Telinga pada Sistem Persepsi Sensori khususnya pada membrane timpani dan system osikular dan koklea?

C.    Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Bagaimana Anatomi Fisiologi Telinga pada Sistem Persepsi Sensori khususnya pada membrane timpani dan system osikular dan koklea?




BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi dan Fisiologi Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi suara, mengenal suara dan berperan dalam keseimbangan posisi tubuh. Telinga mengandung bagian vestibulum dari keseimbangan, namun orientasi kita terhadap lingkungan juga ditentukan oleh kedua mata kita dan alat perasa pada tendon dalam. Jadi telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan (Sloane, 2004).
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda yaitu koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar dan aparatus vestibularis, yang penting untuk sensasi keseimbangan (Sherwood,2001).

A.    Anantomi Membrane Timpani dan System Osikular, Koklea
Membrane Timpani
1.      Membrane tympani dinamakan gendang telinga adalah selaput paling luar yang pertama merespon bunyi dari luar sehingga gendang telinga bergetar
2.      System osikular berupa getaran bunyi dari membran timpani itu akan diteruskan ke telinga tengah
3.      membrane timpani berbentuk kerucut dengan permukaan yang cekung menghadap ke bawah mengarah ke saluran pendengaran yang melekat patda bagian tengah-tengah
4.      Membrane timpani adalah perlekatan tulang maleus ( martil) pada sisis yang lain

Tulang pendengaran ( System Ossikular) 
1.      Tulang malleus (Martil) terikat erat dengan tulang incus ( landasan ) oleh ligamentum sehingga bila maleus bergerak incus juga bergerak serentak dengannya.
2.      Ujung lain inkus selanjutnya berhubungan dengan batang stapes ( tulang sanggurdi) yang berbentuk seperti garputala
3.      Permukaan lebar stapes terletak pada labirin membranosa pada lubang foramen ovale berupa jendela oval tempat gelombang suara dihantarkan ketelinga dalam yang terdapat kokhlea.( bentuknya seperti rumah siput)
4.      Tulang-tulang telinga tengah tergantung oleh ligamentum-ligamentum sedemikian rupa sehingga gabungan maleus dan inkus bekerja sebagai satu ungkit yang mempunyai titik tumpu kira-kira pada perbatasan membrane timpani. 
5.      Kaput malius  yang besar yang dari tangki terletak pada sisi yang berlawanan dari titik tumpu hamper tepat mengimbangi ujung pengungkit lain sehingga perubahan posisi tubuh tidak akan menambah atau mengurangi tegangan membrane timpani.
6.      Tangki maleus terus menerus tertarik ke dalam oleh ligamentum dan oleh M. tensor timpani, yang mempertahankan membrane timpani berada dalam tegangan.
7.      Hal ini memungkinkan getaran sura pada bagian membrane timpani manapun dihantarkan ke maleus yang tidak akan terjadi bila membrane lemas.

Koklea
1.      Koklea merupakan suatu system tabung-tabung bergelung, dengan bersebelahan yang bergelung 
2.      Koklea yang bergelung itu tersusun atas 3 skala
a)      skala vestibule 
b)      skala media
c)      skala timpani. 
3.      Skala vestibule. Membrane basilaris dan resonansi pada koklea. 
4.      Membrane basilaris mengandung sekitar 20.000 serabut basilaris atau lebih yang menonjol dari tengah tulang koklea, modiolus. 
5.      Dan kearah dinding luar serabut-serabut ini merupakan struktur yangkaku elastic menyerupai buluh yang bebas pada ujung distalnya kecuali yang terikat pada membrane basilaris. 
6.      Karena seraut ini kaku dan bebas pada salah saru ujungnya ia tidak dapat bergetar menyerupai buluh-buluh harminika.
7.      Penjang serabut basilaris secara progresif bertambahdari basis koklea ke helikotrema, dari kira-kira pada 0,04 mm. pada basis sampai 0,5 mm. pada helikoterna, peningkatan panjang 12 kali. 
8.      Garis tengah serabut, sebaliknya berkurang dari basis ke helikotrena, sehingga secarakeseluruhan kekakunnya rurun lebih dari 100 kali. Seagai akibatnya serabut yang kaku pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan bergetar pada frekuensi tinggi.
9.     Sedangkan serabut-serabutnya yang panjang lentur dekat helikotrema mempunyuai kecenderungan bergetar pada frekuensi rendah
Fungsi organ corti ( rambut halus pada Koklea)
1.      Organ corti. Merupakan organ reseptor yang menimbulkan impuls saraf akibt getaran membrane bersilaris. 
2.      Organ corti adalah dua jenis sel rambut saru baris sel rambut dalam jumlahnya sekitar 3500 dan tiga empat baris sel rambut luar jumlah sekitar 20.000. 
3.      Dasar dan tempat sel-sel rambut dijepit oleh jaringan ujung-ujung N. koklearis.
4.      Ini membentuk ganglion spiralis corti yang terletak pada modiolus koklea. 
5.      Ganglion spiralis selanjutnya mengirimkan akson-akson ke N. koklearis dan kemudian ke susunan saraf pusat setinggi medulla oblonganta atas.
6.      Hubungan organ corti dengan ganglion spinalis dan dengan nervus koklearis.

B.     Fisiologi Membrane Timpani dan Sistem Osikular, Koklea
Membran timpani merupakan dinding lateral kavum timpani yang memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran timpani ini berbentuk oval dan mempunyai ukuran panjang vertical rata-rata 9-10 mm, dan diameter antero-posterior kira-kira 8-9 mm, tebal kira-kira 0,1 mm. Membran ini tipis, licin dan berwarna putih mutiara (Dhingra, 2007). Membran timpani terdiri dari tiga lapisan, lapisan luar terdiri dari epitel skuamosa, bagian dalam merupakan lanjutan dari mukosa telinga tengah yang dilapisi epitel kuboidal. Lapisan tengah merupakan lapisan fibrosa yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan radial dan sirkuler (sirkumferensial) (Yates, 2008).
Membrana timpani atau gendang telinga adalah perbatasan telinga tengah. Membran ini memisahkan telinga luar dari telinga tengah, dan memiliki tegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis (Sloane, 2004). Membrana timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya umbo, mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membrana timpani, dan bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani.
Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fibrosa di bagian tengah di mana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa bagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat di atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membran timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaksid) (Higler, 2000).
Sistem osikular (tulang pendengaran) berupa getaran bunyi dari membran timpani itu akan di amplifikasikan tekanan dari gelombang suara pada udara dengan dua mekanisme untuk menghasilkan getaran cairan pada koklea. Pertama adalah  karena permukaan area dari membran timpani lebih besar dari oval window, tekanan ditingkatkan ketika gaya yang mempengaruhi membran timpani disampaikan oleh ossicle ke oval window (tekanan=gaya/area). Kedua adalah kerja dari ossicle memberikan keuntungan mekanis lainya. Kedua hal tersebut meningkatkan gaya pada oval window sampai 20 kali. Tambahan tekanan tersebut penting untuk menghasilkan pergerakan cairan pada koklea.
Kokhlea merupakan suatu system tabung-tabung bergelung, dengan bersebelahan yang bergelung skala vestibule dan skala media, dan skala timpani. Skala vestibule. Membrane basilaris dan resonansi pada koklea. Membrane basilaris mengandung sekitar20.000 serabut basilaris atau lebih yang menonjol dari tengah tulang koklea, modiolus. Dan kearah dinding luar serabut-serabut ini merupakan struktur yangkaku elastic menyerupai buluh yang bebas pad ujung distalnya kecuali yang terikat pada membrane basilaris. Karena seraut ini kaku dan bebas pada salah saru ujungnya ia tidak dapat bergetar menyerupai buluh-buluh harminika.
Penjang serabut basilaris secara progresif bertambahdari basis koklea ke hlikotrema, berkisar 0,04 mm. pada basis sampai 0,5 mm. pada helikoterna, peningkatan panjang 12 kali. Garis tengah serabut, sebaliknya berkurang dari basis ke helikotrena, sehingga secarakeseluruhan kekakunnya rurun lebih dari 100 kali. Seagai akibatnya serabut yang kaku pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan bergetar pada frekuensi tinggi. Sedangkan serabut-serabutnya yang panjang lentur dekat helikotrema mempunyuai kecenderungan bergetar pada frekuensi rendah




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Membrane timpani (gendang telinga) adalah perbatasan telinga tengah. Membran ini memisahkan telinga luar dari telinga tengah, dan memiliki tegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis (Sloane, 2004).
Sistem osikular (tulang pendengaran) berupa getaran bunyi dari membran timpani itu akan di amplifikasikan tekanan dari gelombang suara pada udara dengan dua mekanisme untuk menghasilkan getaran cairan pada koklea. Pertama adalah  karena permukaan area dari membran timpani lebih besar dari oval window, tekanan ditingkatkan ketika gaya yang mempengaruhi membran timpani disampaikan oleh ossicle ke oval window (tekanan=gaya/area). Kedua adalah kerja dari ossicle memberikan keuntungan mekanis lainya. Kedua hal tersebut meningkatkan gaya pada oval window sampai 20 kali. Tambahan tekanan tersebut penting untuk menghasilkan pergerakan cairan pada koklea.
Kokhlea merupakan suatu system tabung-tabung bergelung, dengan bersebelahan yang bergelung skala vestibule dan skala media, dan skala timpani. Skala vestibule. Membrane basilaris dan resonansi pada koklea. Membrane basilaris mengandung sekitar20.000 serabut basilaris atau lebih yang menonjol dari tengah tulang koklea, modiolus. Dan kearah dinding luar serabut-serabut ini merupakan struktur yangkaku elastic menyerupai buluh yang bebas pad ujung distalnya kecuali yang terikat pada membrane basilaris. Karena seraut ini kaku dan bebas pada salah saru ujungnya ia tidak dapat bergetar menyerupai buluh-buluh harminika.

B.     Saran
Dari topik yang telah dibahas dan disusun, kiranya penyusun sangat mengharapkan agar kita sebagai mahasiswa dapat memahami lebih jauh lagi tentang system persepsi sensori.



DAFTAR PUSTAKA
Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar

Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,   Indonesia Hal.574-583.

Fawcett, D.W (1994), The Ear in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett),  12th edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 919-941diFiore,


MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of Human Histology, 5th edition,  Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.256-257.


Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional   Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405


Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology,  W.B. Saunder Company, USA, pp. 422-442


Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC


Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarata: Hipokrrates.


Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. Jakarta: EGC